25 Persen Kebakaran Akibat Cuaca Ekstrem
Masyarakat Jakarta diimbau untuk meningkatkan kewaspadaannya terkait musim kemarau yang belum berakhir. Pasalnya, kondisi cuaca panas berpotensi cukup besar terjadi kebakaran.
Sedangkan posisi kedua penyebab kebakaran akibat cuaca ektrem selama musim kemarau sebanyak 25 persen
Berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, sejak Januari hingga Jumat (11/9) kemarin, tercatat ada 1.044 kasus kebakaran di ibu kota. Hampir 50 persen penyebab kebakaran dari hubungan arus pendek atau korsleting.
"Sedangkan posisi kedua penyebab kebakaran akibat cuaca ekstrem selama musim kemarau sebanyak 25 persen. Sementara penyebab kebakaran berikutnya akibat kompor," kata Rimawati, Kepala Bidang Pemberdayaan dan Patisipasi Masyarakat Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI, Senin (14/9).
Penyebab Kebakaran di Bukit Duri Karena Kompor MeledakMenurut Rimawati, akibat cuaca ekstrem musim kemarau, kerap kali terjadi kebakaran pada tumpukan kayu, ilalang maupun sampah. Meski tidak mengakibatkan kerugian materi besar, namun kebakaran tersebut cukup merepotkan petugas pemadam kebakaran.
Rimawati mengharapkan, peran aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan lebih dioptimalkan. Sebab, tanggung jawab penanggulangan kebakaran tidak hanya di kewajiban Dinas PKP DKI semata.
"Kebakaran merupakan tanggung jawab bersama. Masyarakat harus lebih peduli terhadap lingkungannya. Kalau ada lahan tidak terpakai, tumpukan kayu dan sampah agar sering dikontrol sehingga tidak terjadi kebakaran," papar Rimawati.